TEMA
Analisis terhadap perilaku konsumen terhadap pembelian mobil Toyota jenis MPV
Latar Belakang Masalah
Dengan banyaknya konsumen yang ingin berpergian dengan penumpang banyak, mendorong konsumen untuk membeli mobil jenis MPV (Multi Purpose vehicle ). dalam hal ini toyota memegang peranan penuh melalui produk mereka yang dijuluki "mobil sejuta umat" yaitu Toyota Avanza. selain memiliki daya tampung yang banyak, avanza terkenal dengan mobil yang irit bahan bakar. disinilah fenomena perilaku konsumen dalam hal perekonomian terlihat. Dengan konsumsi bahan bakar yang irit sangat membantu masyarakat dalam hal perekonomian, ditambah lagi dengan daya tampungnya yang banyak. cocok untuk masyatakat Indonesia yang lekat dengan tradisi pulang kampung.
Selasa, 23 Oktober 2012
ANALISIS JURNAL 3
Analisis Strategi Bauran Pemasaran Terhadap
Peningkatan Volume Omzet Penjualan Mobil Merek Toyota Avanza Di Showroom Pt.
Johar Megah Motor Makassar (PM-33)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
Dunia
bisnis modern menuntut peranan pemasaran yang dapat menunjang kemajuan usaha
bisnis. Maju atau mundurnya suatu bisnis akan sangat ditentukan oleh
keberhasilan kegiatan pemasaran bisnis tersebut, karena kegiatan pemasaran
merupakan kegiatan bisnis yang berhubungan langsung dengan masyarakat luas
(pelanggan). Pentingnya peranan pemasaran yang dimaksud bukan berarti
mengenyampingkan peranan bagian lain dalam bisnis, karena seluruh kegiatan
merupakan satu kesatuan yang utuh dalam bisnis.
Kegiatan
pemasaran selalu ada dalam setiap usaha, baik usaha yang
berorientasi profit maupun usaha-usaha sosial. Hanya saja sebagian pelaku
pemasaran tidak atau belum mengerti ilmu pemasaran, tetapi sebenarnya mereka
telah melakukan usaha-usaha pemasaran. Hal ini terjadi karena pelaku pemasaran
belum pernah belajar atau bahkan belum pernah mendengarkan kata-kata pemasaran.
Dalam
melakukan kegiatan pemasaran suatu perusahaan memiliki beberapa tujuan yang
hendak dicapai, baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang. Dalam
jangka pendek biasanya untuk merebut hati konsumen terutama untuk produk yang
baru diluncurkan. Sedangkan dalam jangka panjang dilakukan untuk mempertahankan
produk-produk yang sudah ada agar tetap eksis.
Secara
umum, memahami konsep bauran pemasaran dalam, maka perlu diperkenalkan suatu
pemahaman mengenai konsep bauran pemasaran yang dipopulerkan oleh Jeremy
McCarthy yang memperkenalkan konsep bauran pemasaran produk yang dikenal dengan
konsep 4P (product, price, promotion, place).
Marketing
mix atau 4P merupakan suatu set peralatan pemasaran yang digunakan oleh suatu
perusahaan untuk mencapai obyek pemasaran yang ditetapkan dalam pasar sasaran.
Marketing mix meliputi produk, harga, promosi dan distribusi. Dalam bauran
produk, perusahaan hendaknya memilih jenis produk yang akan diproduksi dan
menciptakan suatu produk yang dapat diterima oleh masyarakat. Keputusan
mengenai produk meliputi bentuk fisik, pemberian merek, bungkusan/kemasan,
warna, mutu, ciri dan keistimewaan yang dimiliki.
Bauran
harga merupakan salah satu unsur penting dalam bauran pemasaran yang
menghasilkan pendapatan dari penjualan produk dan juga menentukan nilai suatu
produk. Biaya, keuntungan, persaingan dan perubahan keinginan pasar merupakan
hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan harga suatu produk. Untuk
bauran promosi dalam hal ini merupakan sarana komunikasi antara produsen dengan
konsumen. Dengan adanya komunikasi, konsumen akan mengetahui produk yang
dipasarkan oleh produsen.
Promosi
sangat diperlukan oleh setiap perusahaan karena tingkat persaingan yang tajam
antar perusahaan dalam berbagai industri, jumlah konsumen potensial yang
semakin meningkat dan digunakan untuk mempertahankan penjualan di masa resesi.
Promosi bertujuan untuk memodifikasi tingkah laku, memberitahu, membujuk dan
mengingatkan. Umumnya promosi yang diterapkan meliputi periklanan, penjualan
perorangan, promosi dan penjualan publisitas. Bauran pemasaran terakhir yaitu
distribusi sebagai suatu serangkaian organisasi yang saling tergantung dan terlibat
dalam proses untuk menjadikan suatu produk atau jasa siap untuk digunakan atau
komunikasi.
Penerapan
strategi bauran pemasaran memberikan kontribusi yang tinggi dalam meningkatkan
volume omzet penjualan produk kendaraan merek Toyota Avanza di showroom PT.
Johar Megah Motor.
Berdasarkan
uraian di atas, peneliti tertarik meneliti dengan memilih judul: ” Analisis
Strategi Bauran Pemasaran terhadap Peningkatan Volume Omzet Penjualan Mobil
Merek Toyota Avanza di Showroom PT. Johar Megah Motor Makassar”.
Minggu, 21 Oktober 2012
JURNAL 2 METODE RISET
Judul, Pengarang, Tahun
ANALISIS FAKTOR EKSTERNAL YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MEMBELI MOBIL TOYOTA
AVANZA dan DAIHATSU XENIA DI MEDAN yang dibuat oleh Erna
Kartika pada tahun 2008
Latar Belakang & MasalahPenjualan mobil secara nasional hampir menyentuh angka yang fantastis. Hingga mei 2008, angka penjualan mobil mencapai 237.492 unit. Toyota Avanza sejak pertama kali diluncurkan pada tahun 2004 terus menunjukkan dominasi. Toyota avanza terus menempati posisi teratas dalam hal mobil terlaris. Sedangkan penjualan Daihatsu Xenia tidak mampu menandingi jumlah penjualan Avanza walaupun sama-sama menempati posisi teratas dalam hal mobil terlaris. Padahal kedua mobil tersebut merupakan produk kolaborasi dan sama-sama diproduksi di bawah naungan Toyota Motor Corporation.
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh produk dan harga terhadap minat konsumen untuk membeli Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia di Medan.
Metodologi Penelitian
- Variabel :
Variabel terikat (Y) adalah adalah minat konsumen untuk membeli Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia
Variabel bebas (X) terdiri dari strategi bauran pemasaran yang terdiri dari variabel produk dan harga
- Data:
Data primer adalah data yang diperoleh dengan mengadakan wawancara langsung dengan customer Auto 2000 dan pemilik Avanza dan Xenia melalui survei lapangan
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari Pusat Data Samsat Medan, perpustakaan, dan media massa internet
- Tahapan penelitian
Asumsi Klasik, uji Validitas dan Reliabilitas, uji Normalitas, Korelasi dan uji Chi Square.
- Model Penelitian
Model analisis yang digunakan adalah model matematis yaitu model regresi linier berganda yaitu: Y = B0 + B1X1 + B2X2 + e
Keterangan :
Y = minat membeli; B0 = intersep; B1 s.d B2 = koefisien regresi yang akan dihitung; X1 = harga; X2 = produk; dan e = term of error.
Hasil dan Kesimpulan
Variabel produk dan harga mempunyai pengaruh terhadap minat beli seseorang atas mobil Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia. Strategi produk merupakan faktor paling dominan dalam mempengaruhi minat beli atas mobil Toyota Avanza, sedangkan minat beli atas mobil Daihatsu Xenia paling dominan dipengaruhi oleh harga.
Saran dan usulan lanjutan
Disarankan agar pada penelitian berikutnya variabelnya diperbanyak agar dapat mengetahui faktor mana yang paling dominan dan efektif dalam mempengaruhi minat beli seseorang.
JURNAL I METODE RISET
Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Mobil Toyota Kijang Innova Pada Pt. Hadji Kalla Cabang Alauddin Makassar (PM-37)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam era globalisasi pasar bebas memberi peluang munculnya berbagai jenis barang dan jasa dengan ratusan merek yang terjual dipasaran. Persaingan antara merek dari setiap produk yang semakin tajam, mengakibatkan setiap konsumen dapat memilih variasi merek produk yang lebih berkualitas. Dengan memilih variasi merek produk yang lebih berkualitas maka dalam menunjang pengambilan keputusan, setiap konsumen dapat memilih sesuai dengan seleranya, daya belinya dan kualitas produk dengan harga jual yang lebih murah.
Salah satu hal yang perlu diperhatikan oleh perusahaan dalam melakukan pemasaran produk yang akan dijual adalah dengan memahami kebutuhan konsumen, mengetahui kebutuhan konsumen dan selera dari pada konsumen. Keputusan konsumen merupakan hal yang penting, sebab dengan adanya pemahaman mengenai keputusan konsumen maka perusahaan akan lebih mudah dalam membuat suatu perencanaan pemasaran serta penetapan kebijakan pemasaran dan sebagai dasar dalam pelaksanaan kegiatan pemasaran, alasannya karena berhubungan dengan produk yang akan dijual kepada konsumen.
Menyadari pentingnya mengenai keputusan konsumen, yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah perusahaan Otomotif Demikian halnya dengan PT. Hadji Kalla Cabang Alauddin Makassar yang bergerak dibidang dealer mobil merek Toyota, dalam melakukan pemasaran mobil terjadi persaingan yang ketat, hal ini disebabkan karena banyaknya perusahaan yang bermucnulan. Dengan munculnya beberapa jenis produk mobil, maka setiap perusahaan berupaya dan bersaing dalam memasarkan produk mobil Toyota dengan jenis dan type yang berbeda. Hal ini tentunya menyebabkan konsumen semakin bebas memilih jenis mobil yang sesuai dengan selera konsumen.
Salah satu tujuan kegiatan pemasaran perusahaan adalah mempengaruhi konsumen atau calon konsumen agar mereka mau membeli barang atau jasa perusahaan pada saat mereka membutuhkannya. Sebelum kegiatan pemasaran dilakukan, perusahaan perlu mempelajari dan memahami perilaku konsumen terlebih dahulu agar mereka dapat lebih tepat menetapkan kegiatan pemasarannya. Salah satu perilaku konsumen yang penting adalah perilaku dalam melakukan pembelian suatu barang atau jasa. Suatu kegiatan pembelian yang nyata merupakan salah satu tahap dari keseluruhan proses mental dan kegiatan fisik yang terjadi dalam periode waktu tertentu. Keputusan untuk melakukan pembelian merupakan salah satu tahapan dalam pembelian.
Untuk lebih meningkatkan penjualan mobil, maka pihak perusahaan perlu memperhatikan strategi bauran pemasaran dimana bauran pemasaran terdiri dari : produk, harga, promosi dan place. Keempat faktor tersebut sangat berpengaruh terhadap keputusan pembelian mobil Toyota Kijang Innova yang ditawarkan oleh PT. Hadji Kalla Cabang Alauddin Makassar yang dapat dilihat melalui tabel berikut ini :
Tabel 1.1 Volume Penjualan Mobil Toyota pada PT. Hadji Kalla Cabang
Alauddin Makassar Tahun 2006 s/d tahun 2010
Tahun Jenis Mobil Toyota Total
Penjualan
Vios Yaris Avansa Innova Pick Up Fortuner Sedan
2006 171 185 219 191 398 215 121 1.500
2007 184 196 239 198 408 210 115 1.550
2008 198 218 298 311 498 215 262 2.000
2009 218 215 361 338 500 225 153 2.010
2010 196 178 310 308 390 288 245 1.915
Sumber : PT. Hadji Kalla Cabang Alauddin Makassar (data di olah)
Dari tabel 1 yakni data penjualan mobil Toyota, khususnya dalam 5 tahun terakhir (tahun 2006 s/d 2010), nampak bahwa penjualan mobil Toyota mengalami peningkatan dalam tahun 2006 s/d tahun 2010. Dengan meningkatnya volume penjualan mobil maka perlunya diketahui sejauh mana pengaruh bauran pemasaran yang terrdiri dari produk, harga, promosi dan place terhadap keputusan pembelian mobil.
Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan maka penulis memilih judul skripsi sebagai berikut : " Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Mobil Toyota Kijang Innova Pada PT. Hadji Kalla Cabang Alauddin Makassar.”
http://skripsi-ilmiah.blogspot.com/2012/07/analisis-faktor-yang-mempengaruhi.html
Jumat, 19 Oktober 2012
IV EVALUASI ALTERNATIF SEBELUM PEMBELIAN
EVALUASI ALTERNATIF SEBELUM PEMBELIAN
- KRITERIA EVALUASI
Menurut Hasan (1988) evaluasi program semula merupakan evaluasi kurikulum. Karena itu cenderung tidak membedakan evaluasi program dengan evaluasi kurikulum. Sehubungan dengan pendapat tersebut, akan diuraikan hal-hal yang berhubungan dengan kriteria dalam mengadakan evaluasi. Evaluasi harus berhubungan dengan kriteria. Dasar pemikiran tersebut, dengan criteria evaluator dapat memberikan pertimbangan nilai, harga, dan komponen-komponen program yang perlu penyempurnaan serta yang telah memenuhi persyaratan. Evaluator tanpa kriteria sama dengan bekerja dalam kegelapan. Tnpa adanya kriteria pertimbangan yang diberikan adalah tanpa dasar. Kriteria evaluasi dikembangkan melalui model-model evaluasi yang digunakan. Empat kelompok pengembangan yang dapat dilakukan, yakni: “Pre-ordinate, Fidelity, Matual-adaptive, dan process”. Pendekatan “Pre-ordinate” memiliki dua karakteristik; pertama kriteria ditetaokan sebelum pelaksanaan evaluasi. kriteria ini bersifat mengikat karena ditetapkan sebelum evaluator turun turun ke lapangan. Karekteristik kedua, kriteria yang dikembangkan bersumber pada standar tertentu. Seperti yang bersumber pada pandangan teoritik atau kumpulan tradisi yang sudah dianggap baik. Pendekatan “Fidelity” pada dasarnya ada kesamaan prinsip dengan kedekatan “Pre-ordinate” yakni kriteria yang dikembangkan sebelum evaluator turun ke lapangan untuk mengumpulkan data. Perbedaaan prinsipil pada keduanya yaitu pada hakekat evalusi yang digunakan. Pendekatan Fidently tidak menggunakan criteria yang bersifat umum ( universal ) sebagaimana tuntutan pendekatan Pre-Ordinate. Pendekatan ke tiga dikenal dengan istilah pendekatan gabungan mutual-adaptive. Pendekatan ini merupakan perpaduan antara pendekatan “Pre-Ordinate, Fidently, Process “ kriteria yang di gunakan dikembangkan dari karakteristis program dari luar, seperti berdasarkan pandangan secara teori, dari para pelaksana, dan dari pemakai program. Pendekatan berikut ini dikenal dengan istilah pendekatan proses. Sesuai dengan namanya, pendekatan ini mengembangkan kriteria selama proses evaluasi berlangsung. Kriteria didapat melalui , wawancara, observasi, atau studi dokumentasi. Pendekatan ini berhubungan erat dengan aplikasi pendekatan kualitatif. Karakteristis yang menonjol dari pendekatan ini merupakan criteria yang dipergunakan dikembangkan selama evaluator di lapangan. Konsekuensinya pendekatan ini terikat dengan masalah yang dihadapi oleh para pelaksana program di lapangan.
Kriteria dalam evaluasi ini mengacu pada :
1. Pedoman – pedoman tentang program pendidikan jasmani yang berlaku.
2. Persepsi para pengembang program yang teruji secara teoritis.
3. Pertimbangan evaluator.
- Menentukan Alternatif Pilihan Keputusan untuk membeli yang diambil oleh pembeli itu sebenarnya merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan. Setiap keputusan membeli mempunyai beberapa komponen:
1. Keputusan tentang jenis produk ,
2. Keputusan tentang bentuk produk ,
3. Keputusan tentang merk ,
4. Keputusan tentang penjualnya ,
5. Keputusan tentang jumlah produk ,
6. Keputusan tentang waktu pembelian ,dan
7. Keputusan tentang cara pembayaran ,
- Mengevaluasi alternatif (alternative evaluation).
Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan menentukan alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya. Setelah kriteria yang akan menjadi alterlatif pilihan ditentukan barulah konsumen menentukan alternative produk yang menjadi pilihan Jika Anda membeli komputer notebook, Anda mungkin akan membuat perbandingan langsung seluruh merek pada fitur-fitur seperti harga, berat, dan kejelasan tampilan. Penilaian perbandingan ini mungkin tidak sepenuhnya akurat. Akurasi penilaian individu penelitian menunjukkan individu yang biasanya tidak memperhatikan perbedaan yang relatif kecil antara merek atau perubahan atribut merek. Selain itu, kompleksitas banyak produk dan jasa serta fakta bahwa beberapa aspek kinerja dapat dinilai hanya setelah digunakan luas membuat perbandingan merek akurat sulit. Secara umum, indikator pengganti beroperasi lebih kuat ketika konsumen tidak memiliki keahlian untuk membuat penilaian informasi sendiri, ketika konsumen motivasi atau kepentingan dalam keputusan rendah, dan ketika kualitas informasi terkait lainnya yang kurang Pentingnya relatif dan Pengaruh Kriteria evaluative Pentingnya kriteria evaluatif bervariasi antara individu dan juga di dalam individu yang sama dari waktu ke waktu. Penggunaan situasi, konteks Kompetitif-Secara umum, efek Iklan. Kriteria evaluatif, Hukum Individu, dan Strategi Pemasaran Pemasar harus memahami kriteria evaluatif konsumen yang menggunakan produk mereka dan mengembangkan produk yang unggul pada fitur ini.Semua aspek dari komunikasi pemasaran harus mengkomunikasikan keunggulan produk. Pemasar juga harus mengenali dan bereaksi terhadap kemampuan individu untuk menilai kriteria evaluatif, serta kecenderungan mereka untuk menggunakan indikator pengganti Tema periklanan yang menekankan penggunaan kesempatan khusus untuk yang merek ini khusus sesuai dapat efektif, seperti dapat strategi seperti citra yang menarik perhatian konsumen untuk suatu atribut di mana perusahaan merek ini sangat kuat Jika Anda membeli komputer notebook, Anda mungkin akan membuat perbandingan langsung seluruh merek pada fitur-fitur seperti harga, berat, dan kejelasan tampilan. Penilaian perbandingan ini mungkin tidak sepenuhnya akurat. Akurasi penilaian individu penelitian menunjukkan individu yang biasanya tidak memperhatikan perbedaan yang relatif kecil antara merek atau perubahan atribut merek. Selain itu, kompleksitas banyak produk dan jasa serta fakta bahwa beberapa aspek kinerja dapat dinilai hanya setelah digunakan luas membuat perbandingan merek akurat sulit. Penggunaan Indikator pengganti Secara umum, indikator pengganti beroperasi lebih kuat ketika konsumen tidak memiliki keahlian untuk membuat penilaian informasi sendiri, ketika konsumen motivasi atau kepentingan dalam keputusan rendah, dan ketika kualitas informasi terkait lainnya yang kurang Pentingnya relatif dan Pengaruh Kriteria evaluative Pentingnya kriteria evaluatif bervariasi antara individu dan juga di dalam individu yang sama dari waktu ke waktu. Penggunaan situasi, konteks Kompetitif-Secara umum, efek Iklan. Kriteria evaluatif, Hukum Individu, dan Strategi Pemasaran Pemasar harus memahami kriteria evaluatif konsumen yang menggunakan produk mereka dan mengembangkan produk yang unggul pada fitur ini.Semua aspek dari komunikasi pemasaran harus mengkomunikasikan keunggulan produk. Pemasar juga harus mengenali dan bereaksi terhadap kemampuan individu untuk menilai kriteria evaluatif, serta kecenderungan mereka untuk menggunakan indikator pengganti Tema periklanan yang menekankan penggunaan kesempatan khusus untuk yang merek ini khusus sesuai dapat efektif, seperti dapat strategi seperti citra yang menarik perhatian konsumen untuk suatu atribut di mana perusahaan merek ini
- KRITERIA EVALUASI
Menurut Hasan (1988) evaluasi program semula merupakan evaluasi kurikulum. Karena itu cenderung tidak membedakan evaluasi program dengan evaluasi kurikulum. Sehubungan dengan pendapat tersebut, akan diuraikan hal-hal yang berhubungan dengan kriteria dalam mengadakan evaluasi. Evaluasi harus berhubungan dengan kriteria. Dasar pemikiran tersebut, dengan criteria evaluator dapat memberikan pertimbangan nilai, harga, dan komponen-komponen program yang perlu penyempurnaan serta yang telah memenuhi persyaratan. Evaluator tanpa kriteria sama dengan bekerja dalam kegelapan. Tnpa adanya kriteria pertimbangan yang diberikan adalah tanpa dasar. Kriteria evaluasi dikembangkan melalui model-model evaluasi yang digunakan. Empat kelompok pengembangan yang dapat dilakukan, yakni: “Pre-ordinate, Fidelity, Matual-adaptive, dan process”. Pendekatan “Pre-ordinate” memiliki dua karakteristik; pertama kriteria ditetaokan sebelum pelaksanaan evaluasi. kriteria ini bersifat mengikat karena ditetapkan sebelum evaluator turun turun ke lapangan. Karekteristik kedua, kriteria yang dikembangkan bersumber pada standar tertentu. Seperti yang bersumber pada pandangan teoritik atau kumpulan tradisi yang sudah dianggap baik. Pendekatan “Fidelity” pada dasarnya ada kesamaan prinsip dengan kedekatan “Pre-ordinate” yakni kriteria yang dikembangkan sebelum evaluator turun ke lapangan untuk mengumpulkan data. Perbedaaan prinsipil pada keduanya yaitu pada hakekat evalusi yang digunakan. Pendekatan Fidently tidak menggunakan criteria yang bersifat umum ( universal ) sebagaimana tuntutan pendekatan Pre-Ordinate. Pendekatan ke tiga dikenal dengan istilah pendekatan gabungan mutual-adaptive. Pendekatan ini merupakan perpaduan antara pendekatan “Pre-Ordinate, Fidently, Process “ kriteria yang di gunakan dikembangkan dari karakteristis program dari luar, seperti berdasarkan pandangan secara teori, dari para pelaksana, dan dari pemakai program. Pendekatan berikut ini dikenal dengan istilah pendekatan proses. Sesuai dengan namanya, pendekatan ini mengembangkan kriteria selama proses evaluasi berlangsung. Kriteria didapat melalui , wawancara, observasi, atau studi dokumentasi. Pendekatan ini berhubungan erat dengan aplikasi pendekatan kualitatif. Karakteristis yang menonjol dari pendekatan ini merupakan criteria yang dipergunakan dikembangkan selama evaluator di lapangan. Konsekuensinya pendekatan ini terikat dengan masalah yang dihadapi oleh para pelaksana program di lapangan.
Kriteria dalam evaluasi ini mengacu pada :
1. Pedoman – pedoman tentang program pendidikan jasmani yang berlaku.
2. Persepsi para pengembang program yang teruji secara teoritis.
3. Pertimbangan evaluator.
- Menentukan Alternatif Pilihan Keputusan untuk membeli yang diambil oleh pembeli itu sebenarnya merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan. Setiap keputusan membeli mempunyai beberapa komponen:
1. Keputusan tentang jenis produk ,
2. Keputusan tentang bentuk produk ,
3. Keputusan tentang merk ,
4. Keputusan tentang penjualnya ,
5. Keputusan tentang jumlah produk ,
6. Keputusan tentang waktu pembelian ,dan
7. Keputusan tentang cara pembayaran ,
- Mengevaluasi alternatif (alternative evaluation).
Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan menentukan alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya. Setelah kriteria yang akan menjadi alterlatif pilihan ditentukan barulah konsumen menentukan alternative produk yang menjadi pilihan Jika Anda membeli komputer notebook, Anda mungkin akan membuat perbandingan langsung seluruh merek pada fitur-fitur seperti harga, berat, dan kejelasan tampilan. Penilaian perbandingan ini mungkin tidak sepenuhnya akurat. Akurasi penilaian individu penelitian menunjukkan individu yang biasanya tidak memperhatikan perbedaan yang relatif kecil antara merek atau perubahan atribut merek. Selain itu, kompleksitas banyak produk dan jasa serta fakta bahwa beberapa aspek kinerja dapat dinilai hanya setelah digunakan luas membuat perbandingan merek akurat sulit. Secara umum, indikator pengganti beroperasi lebih kuat ketika konsumen tidak memiliki keahlian untuk membuat penilaian informasi sendiri, ketika konsumen motivasi atau kepentingan dalam keputusan rendah, dan ketika kualitas informasi terkait lainnya yang kurang Pentingnya relatif dan Pengaruh Kriteria evaluative Pentingnya kriteria evaluatif bervariasi antara individu dan juga di dalam individu yang sama dari waktu ke waktu. Penggunaan situasi, konteks Kompetitif-Secara umum, efek Iklan. Kriteria evaluatif, Hukum Individu, dan Strategi Pemasaran Pemasar harus memahami kriteria evaluatif konsumen yang menggunakan produk mereka dan mengembangkan produk yang unggul pada fitur ini.Semua aspek dari komunikasi pemasaran harus mengkomunikasikan keunggulan produk. Pemasar juga harus mengenali dan bereaksi terhadap kemampuan individu untuk menilai kriteria evaluatif, serta kecenderungan mereka untuk menggunakan indikator pengganti Tema periklanan yang menekankan penggunaan kesempatan khusus untuk yang merek ini khusus sesuai dapat efektif, seperti dapat strategi seperti citra yang menarik perhatian konsumen untuk suatu atribut di mana perusahaan merek ini sangat kuat Jika Anda membeli komputer notebook, Anda mungkin akan membuat perbandingan langsung seluruh merek pada fitur-fitur seperti harga, berat, dan kejelasan tampilan. Penilaian perbandingan ini mungkin tidak sepenuhnya akurat. Akurasi penilaian individu penelitian menunjukkan individu yang biasanya tidak memperhatikan perbedaan yang relatif kecil antara merek atau perubahan atribut merek. Selain itu, kompleksitas banyak produk dan jasa serta fakta bahwa beberapa aspek kinerja dapat dinilai hanya setelah digunakan luas membuat perbandingan merek akurat sulit. Penggunaan Indikator pengganti Secara umum, indikator pengganti beroperasi lebih kuat ketika konsumen tidak memiliki keahlian untuk membuat penilaian informasi sendiri, ketika konsumen motivasi atau kepentingan dalam keputusan rendah, dan ketika kualitas informasi terkait lainnya yang kurang Pentingnya relatif dan Pengaruh Kriteria evaluative Pentingnya kriteria evaluatif bervariasi antara individu dan juga di dalam individu yang sama dari waktu ke waktu. Penggunaan situasi, konteks Kompetitif-Secara umum, efek Iklan. Kriteria evaluatif, Hukum Individu, dan Strategi Pemasaran Pemasar harus memahami kriteria evaluatif konsumen yang menggunakan produk mereka dan mengembangkan produk yang unggul pada fitur ini.Semua aspek dari komunikasi pemasaran harus mengkomunikasikan keunggulan produk. Pemasar juga harus mengenali dan bereaksi terhadap kemampuan individu untuk menilai kriteria evaluatif, serta kecenderungan mereka untuk menggunakan indikator pengganti Tema periklanan yang menekankan penggunaan kesempatan khusus untuk yang merek ini khusus sesuai dapat efektif, seperti dapat strategi seperti citra yang menarik perhatian konsumen untuk suatu atribut di mana perusahaan merek ini
III. PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH KONSUMEN
-
Model
proses pengambilan keputusan konsumen
Keputusan pembelian yang dilakukan konsumen akan mencakup pertimbangan
berbagai aspek. Pada umumnya konsentrasi pemasaran lebih diarahkan pada
keputusan tentang pemilihan alternatif terhadap merk produk tertentu. Walaupun
demikian, ini bukan berarti bahwa keputusan pembelian akan di tentukan oelh
keupurusan merk individual saja. Harus juga diingat bahwa, konsumen mengambil
keputusan untuk membeli didasarkan atas suatu hierarki proses.
Di dalam proses penetuan alternatif keputusan pada setiap hierarki,
seorang konsumen juga menentukan sumbert informasi yang akan dijadikan dasar
pengambilan keputusan. Beberapa sumber informasi yang dapat dipergunakan oleh
konsumen antar lain: dealer, keluarga, teman, dan, media massa.
-
Tipologi
pengambilan keputusan konsumen :
1.
Keluasan pengambilan keputusan ( the extent of decision making)
Menggambarkan
proses yang berkesinambungan dari pengambilan keputusan menuju kebiasan. Keputusan
dibuat berdasrkan proses kognitip dari penyelidikan informasi dan evaluasi
pilihan merek. Disisi lain, sangat sedikit atau tidak ada keputusan yang
mungkin terjadi bila konsumen dipuaskan dengan merek khusus dan pembelian
secara menetap.
2.
Dimensi atau proses yang tidak terputus dari keterlibatan kepentingan pembelian
yang tinggi ke yang rendah.
Keterlibatan kepentingan pembelian yang tinggi adalah penting bagi
konsumen. Pembelian berhubungan secara erat dengan kepentingan dan image
konsumen itu sendiri. Beberapa resiko yang dihadapi konsumen adalah resiko
keuangan , sosial, psikologi. Dalam beberapa kasus, untuk mempertimbangkan
pilihan produk secara hati-hati diperlukan waktu dan energi khusus dari
konsumen.
Keterlibatan kepentingan pembelian yang rendah dimana tidak begitu
penting bagi konsumen, resiko finansial, sosial, dan psikologi tidak begitu
besar. Dalam hal ini mungkin tidak bernilai waktu bagi konsumen, usaha untuk
pencarian informasi tentang merek dan untuk mempertimbangkan pilihan yang luas.
Dengan demikian, keterlibatan kepentingan pembelian yang rendah umumnya
memerlukan proses keputusan yang terbatas “ a limited process of decision
making”.
-
PEMBELIAN
sejumlah proses yang mendasari pengambilan
keputusan, yakni:
1.
Pengenalan masalah (problem recognition). Konsumen akan membeli suatu produk sebagai
solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya pengenalan masalah yang
muncul, konsumen tidak dapat menentukan produk yang akan dibeli.
2.
Pencarian informasi (information source). Setelah memahami masalah yang ada,
konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi untuk menyelesaikan
permasalahan yang ada melalui pencarian informasi. Proses pencarian informasi
dapat berasal dari dalam memori (internal) dan berdasarkan pengalaman orang
lain (eksternal).
3.
Mengevaluasi alternatif (alternative evaluation). Setelah konsumen mendapat
berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada untuk
mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
4.
Keputusan pembelian (purchase decision). Setelah konsumen mengevaluasi beberapa
alternatif strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan pembelian.
Terkadang waktu yang dibutuhkan antara membuat keputusan pembelian dengan
menciptakan pembelian yang aktual tidak sama dikarenakan adanya hal-hal lain
yang perlu dipertimbangkan.
5.
Evaluasi pasca pembelian (post-purchase evaluation) merupakan proses evaluasi
yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan
pembelian. Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi
apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya. Dalam hal ini, terjadi
kepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Konsumen akan puas jika produk tersebut
sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan
merek produk tersebut di masa depan. Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak
puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan
menurunkan permintaan konsumen di masa depan.
Pengambilan
keputusan konsumen menghubungkan konsep perilaku dan strategi pemasaran
melalui
penjabaran hakekat pengambilan keputusan konsumen. Kriteria apa yang digunakan
oleh konsumen dalam memilih merek akan memberikan petunjuk dalam manajemen
pengembangan strategi.
-
DIAGNOSA
PERILAKU KONSUMEN
Pemahaman
akan perilaku konsumen dapat diaplikasikan dalam beberapa hal,yaitu
1.
untuk merancang sebuah strategi pemasaran yang baik, misalnya menentukan kapan
saat
yang tepat perusahaan memberikan diskon untuk menarik pembeli.
2.perilaku
konsumen dapat membantu pembuat keputusan membuat kebijakan
publik.Misalnya
dengan mengetahui bahwa konsumen akan banyak menggunakan
transportasi
saat lebaran, pembuat keputusan dapat merencanakan harga tiket
transportasi
di hari raya tersebut.
3.pemasaran
sosial (social marketing), yaitu penyebaran ide di antara konsumen.
Dengan
memahami sikap konsumen dalam menghadapi sesuatu, seseorang dapat menyebarkan
ide dengan lebih cepat dan efektif.
Terdapat
tiga pendekatan utama dalam meneliti perilaku konsumen.
1.Pendekatan
pertama adalah pendekatan interpretif. Pendekatan ini menggali secara mendalam
perilaku konsumsi dan hal yang mendasarinya. Studi dilakukan dengan melalui
wawancara panjang dan focus group discussion untuk memahami apa makna sebuah
produk dan jasa bagi konsumen dan apa yang dirasakan dan dialami konsumen
ketika membeli dan menggunakannya.
2.Pendekatan
kedua adalah pendekatan tradisional yang didasari pada teori dan metode dari
ilmu psikologi kognitif, sosial, dan behaviorial serta dari ilmu
sosiologi.Pendekatan ini bertujuan mengembangkan teori dan metode untuk
menjelaskan perliku dan pembuatan keputusan konsumen. Studi dilakukan melalui
eksperimen dan survey untuk menguji coba teori dan mencari pemahaman tentang
bagaimana seorang konsumen memproses informasi, membuat keputusan, serta
pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku konsumen.
3.Pendekatan
ketiga disebut sebagai sains marketing yang didasari pada teori dan metode dari
ilmu ekonomi dan statistika. Pendekatan ini dilakukan dengan mengembangkan dan
menguji coba model matematika untuk memprediksi pengaruh strategi marketing
terhadap pilihan dan perilaku konsumen.
Ketiga
pendekatan sama-sama memiliki nilai dan memberikan pemahaman atas perilaku
konsumen serta strategi marketing dari sudut pandang dan tingkatan analisis
yang berbeda. Sebuah perusahaan dapat saja menggunakan salah satu atau seluruh
pendekatan, tergantung permasalahan yang dihadapi perusahaan tersebut.
II. SEGMENTASI PASAR
-
Segmentasi dan kepuasan
Menurut
Philip Kotler (1997:36) Kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau kecewa
seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja (
hasil) suatu produk dengan harapannya.
Macam-macam
atau Jenis kepuasan konsumen
Kepuasan
konsumen terbagi menjadi 2 :
a.
Kepuasan Fungsional, merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi atau
pemakaian suatu produk. Misal : karena makan membuat perut kita menjadi
kenyang.
b.
Kepuasan Psikologikal, merupakan kepuasan yang diperoleh dari atribut yang
bersifat tidak berwujud. Misal : Perasaan bangga karena mendapat pelayanan
yang
sangat istimewa dari sebuah rumah makan yang mewah .
Pengelompokan
inilah yang sering kita dengar sebagai segmentasi pelanggan. Segmentasi ini
mutlak dilakukan secara bervariasi. Dapat di bagi beberapa segmen berdasarkan :
-
letak geografis
-
volume pembelian demografis
-
produk yang dibeli
-
sesuai kebutuhan Anda
Umumnya,
tiap segmen adalah unik dan juga memberi kontribusi yang berbeda terhadap
organisasi.
-
Segmentasi dan profitabilitas
Profitabilitas
adalah kemampuan perseroan untuk menghasilkan suatu keuntungan dan menyokong
pertumbuhan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Profitabilitas
perseroan biasanya dilihat dari laporan laba rugi perseroan (income statement)
yang menunjukkan laporan hasil kinerja perseroan.
a.
Tingkatkan Efisiensi Proses Produksi
Proses
produksi yang efisien akan menghasilkan penghematan. Semakin berhemat, semakin
rendah pula biaya produksi. Dengan semakin rendahnya biaya produksi, maka
margin keuntungan juga samakin tinggi. Terapkan prinsip-prinsip “Total Quality
Management” sistem produksi Anda untuk memangkas biaya-biaya yang tidak perlu.
b.
Fokus Pada “Core Business” Terpenting Anda
Apakah
Anda sudah mengetahui apa sebenarnya Core Business di mana Anda harus
menfokuskan waktu, energi dan pikiran? Jika Anda melenceng pada hal-hal yang
tidak penting, maka yang sedah Anda lakukan adalah pemborosan sumberdaya yang
sangat berharga, yaitu waktu Anda.
c.
Berdayakan Orang-orang Yang Berdedikasi Melalui Kepemimpinan
Manusia
adalah sumberdaya terpenting dalam organisasi Anda. Semakin tinggi tingkat
penghargaan Anda pada aspek manusia, semaking tinggi pula tingkat kemampuan
untuk menciptakan keberhasilan organisasi. Dengan menerapkan prinsip-prinsip
kepemimpinan organisasi yang efektif, Anda akan mampu membawa organisasi Anda
ke level yang lebih tinggi dan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi pula.
d.
Pertajam Kecerdasan Organisasi
Apakah
organisasi Anda merupakan organisasi yang cerdas? Semakin cerdas organisasi,
semakin tinggi pula kemampuan organisasi Anda dalam menavigasikan diri ke arah
masa depan yang lebih baik. Seberapa sering Anda memberikan pelatihan-pelatihan
berkualitas bagi para karyawan untuk mempertajam kemampuan mereka dalam
mengelola organisasi secara lebih profesional. Semakin cerdas organisasi,
semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan Anda.
e.
Kompensasi Yang Sesuai
Manusia
ingin dihargai. Jika Anda membayar lebih rendah dibandingkan kemampuan dan
usaha yang sudah mereka berikan bagi organisasi Anda, mereka akan merasa
dirugikan. Jika mereka merasa dirugikan, maka sebaiknya Anda jangan berharap
mereka akan memberikan yang terbaik bagi organisasi Anda. Jika kita melihat
negara-negara yang sistem ekonominya telah maju, kita melihat bahwa sistem
kompensasi yang diterapkan merefleksikan kinerja.
-
Penggunaan
segmentasi dalam strategi pemasaran
Agar segmen pasar dapat bermanfaat
maka harus memenuhi beberapa karakteristik:
• Measurable : Ukuran, daya beli, dan
profil segmen harus dapat diukur meskipun ada beberapa variabel yang sulit
diukur.
• Accessible : Segmen pasar harus
dapat dijangkau dan dilayani secara efektif.
• Substantial : Segmen pasar harus cukup
besar dan menguntungkan untuk dilayani
• Differentiable : Segmen-segmen dapat
dipisahkan secara konseptual dan memberikan tanggapan yang berbeda terhadap
elemen-elemen dan bauran pemasaran yang berbeda.
• Actionable : Program yang efektif
dapat dibuat untuk menarik dan melayani segmen-segmen yang bersangkutan.
Langkah dalam mengembangkan segmentasi
yaitu:
1. Mensegmen pasar menggunakan
variabel-variabel permintaan, seperti kebutuhan konsumen, manfaat yang dicari,
dan situasi pemakaian.
2. Mendeskripsikan segmen pasar yang
diidentifikasikan dengan menggunakan variabel-variabel yang dapat membantu
perusahaan memahami cara melayani kebutuhan konsumen tersebut dan cara
berkomunikasi dengan konsumen.
RENCANA PERUBAHAN
A. Analisis konsumen dan kebijakan sosial
Analisis konsumen berguna untuk
melihat bagaimana konsumen mengambil keputusan dan peran pemasaran di dalamnya.
Pengambilan Keputusan Konsumen
Proses pengambilan keputusan yang
dilakukan seseorang mengalami berbagai pentahapan sebagai berikut:
1. Analisis Kebutuhan. Konsumen merasa
bahwa dia membutuhkan sesuatu untuk memenuhi keinginannya. Kebutuhan itu bisa
dibangkitkan oleh dirinya sendiri ataupun stimulus eksternal.
2. Pencarian Informasi. Setelah
kebutuhan itu dirasakan, konsumen kemudian mencari produk ataupun jasa yang
bisa memenuhi kebutuhannya.
3. Evaluasi Alternatif. Konsumen
kemudian mengadakan evaluasi terhadap berbagai alternatif yang tersedia mulai
dari keuntungan dan manfaat yang dia peroleh dibandingkan biaya yang harus ia
keluarkan.
4. Keputusan Pembelian. Konsumen
memutuskan untuk membeli merek tertentu dengan harga tertentu, warna tertentu.
5. Sikap Paska Pembelian. Sikap paska
pembelian menyangkut sikap konsumen setelah membeli produk ataupun mengkonsumsi
suatu jasa. Apakah dia akan puas dan terpenuhi kebutuhannya dengan produk atau
jasa tersebut atau tidak.
-
Analisis
Kebijakan Sosial
Analisis kebijakan (policy analysis)
dapat dibedakan dengan pembuatan atau pengembangan kebijakan (policy
development). Analisis kebijakan tidak mencakup pembuatan proposal perumusan
kebijakan yang akan datang. Analisis kebijakan lebih menekankan pada penelaahan
kebijakn yang sudah ada. Sementara itu, pengembangan kebijakan lebih difokuskan
pada proses pembuatan proposal perumusan kebijakan yang baru.
Namun demikian, baik analisis
kebijakan maupun pengembangan kebijakan keduanya memfokuskan pada
konsekuensi-konsekuensi kebijakan. Analisis kebijakan mengkaji kebijakan yang
telah berjalan, sedangkan pengembangan kebijakan memberikan petunjuk bagi pembuatan
atau perumusan kebijakan yang baru
B. Perubahan struktur pasar konsumen
Struktur Pasar Konsumen - Persaingan
Sempurna, Monopolistik, Oligopoli dan Monopoli:
a. Pasar Persaingan Sempurna
Jenis pasar persaingan sempurna
terjadi ketika jumlah produsen sangat banyak sekali dengan memproduksi produk
yang sejenis dan mirip dengan jumlah konsumen yang banyak
b. Pasar Monopolistik
Struktur pasar monopolistik terjadi
manakala jumlah produsen atau penjual banyak dengan produk yang serupa/sejenis,
namun di mana konsumen produk tersebut berbeda-beda antara produsen yang satu
dengan yang lain. Contoh produknya adalah seperti makanan ringan (snack), nasi
goreng, pulpen, buku, dan sebagainya
c. Pasar Oligopoli
Pasar oligopoli adalah suatu bentuk
persaingan pasar yang didominasi oleh beberapa produsen atau penjual dalam satu
wilayah area. Contoh industri yang termasuk oligopoli adalah industri semen di
Indonesia, industri mobil di Amerika Serikat, dan sebagainya.
d. Pasar Monopoli
Pasar monopoli akan terjadi jika di
dalam pasar konsumen hanya terdiri dari satu produsen atau penjual. Contohnya
seperti microsoft windows, perusahaan listrik negara (pln), perusahaan kereta
api (perumka), dan lain sebagainya.
Langganan:
Postingan (Atom)