Selasa, 03 Januari 2012

TUGAS EKONOMI KOPERASI - PENULISAN ILMIAH

Bab 1
Pendahuluan

    1. Latar Belakang masalah

Indonesia adalah salah satu Negara dengan penduduk muslim terbanyak yang ada di dunia. Karena itu dalam kegiatan ekonomi, prinsip syariah sudah tidak terlalu sulit untuk diaplikasikan. Karena hukum – hukum islam sudah sangat dimengerti oleh penduduk di Indonesia, pengaplikasian kegiatan ekonomi khususnya dalam bank syariah sudah tidak terlalu sulit untuk dijalankan. Karena pada dasarnya kegiatan dalam bank syariah berlandaskan kitab suci Al-Quran, dimana kitab tersebut adalah kitab suci umat muslim.
Bank syariah sebenarnya dalam prakteknya tidak terlalu berbeda dengan bank umum biasa, karena dalam kegiatan ekonomi sehari – hari di dalam bank syariah pada dasarnya sama dengan prinsip ekonomi umum. Nasabah tetap dapat menabung seperti biasa, .elakukan transaksi antar bank danjuga melakukan kegiatan – kegiatan yang terdapat pada bank umum biasa. Hanya saja dalam bank syariah terdapat prinsip prinsip syariah yang sama dengan prinsip dasar islam, yakni tidak adanya riba dalam bank tersebut.
Bank syariah merupakan angin segar untuk para pelaku ekonomi terutama untuk nasabah, karena dengan potongan yang kecil tiap bulan dimana tidak sebesar pada bank umum biasa, membuat nasabah sangat tertarik menabung di bank syariah. Oleh karena itu perkembangan bank syariah di Indonesia sangatlah pesat karena begitu banyak nasabah yang bias mendapatkan keuntungan – keuntungan jika menabung di bank syariah dibandingkan menabung di bank umum biasa.
Fungsi dasar bank syariah secara umum sama dgn bank konvensional, sehingga prinsip umum pengaturan dan pengawasan bank berlaku pula pada bank syariah. Namun adanya sejumlah perbedaan cukup mendasar dlm operasional bank syariah menuntut adanya perbedaan pengaturan dan pengawasan bagi bank syariah.
prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dengan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan
lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah, antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), penyertaan modal (musyarakah), jual beli barang dengan memperoleh keuntungan





(murabahah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya pilihan pemindahan


    1. Rumusan Masalah

Dalam Penulisan Ilmiah ini permasalahan yang diangkat oleh penulis adalah “fungsi dan peranan Bank Syariah terhadap kemajuan ekonomi di Indonesia “



    1. Batasan Masalah
Penulis hanya akan membatasi penulisan ini pada peranan dan fungsi yang diperankan oleh Bank Syariah di Indonesia , dan dampaknya terhadap kemajuan ejonomi di Indonesia.

    1. Tujuan Penelitian
Tujuan penulisan ilmiah ini adalah untuk memahami tentang bank dengan prinsip syariah, dasar hukum, dewan pengawas, komisaris, direksi dan kegiatan-kegiatan yang dijalankan oleh perbankan syariah.



    1. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan penulis dari penulisan ilmiah ini adalah :

1.5.1 Manfaat Akademis
  1. Membantu penulis dalam lebih memahami materi yang telah diajarkan selama masa perkuliahan sehingga dapat menerapkan berbagai teori yang telah di dapat ke dalam dunia nyata.
  2. Dapat dijadikan sebagai acuan bagi penulis lain apabila ingin melakukan penelitian sejenis.
1.5.2 Manfaat Praktis
1. dari penulisan ilmiah ini dapat diketahui peranan – peranan yang ada pada Bak Syariah dan struktur pada Bank Syariah
2. mengetaghui peran bank syariah pada kegiatan perekonomian di Indonesia, dan bagaimana peran Bank Syariah dalam kemajuan ekonomi di Indonesia

    1. Sistematika penulisan

Agar penyajian penulisan ilmiah ini terlihat lebih teratur maka penulis menggunakan sistematika sebagai berikut
BAB I : Sebagai bab Pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika.
BAB II : Landasan Teori yang meliputi Elastisitas, pengertian permintaan, hukum permintaan dan teori permintaan, pengertian elastisitas permintaan,sifat elastisitas permintaan, jenis elastisitas permintaan, faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan, manfaat mengetahui nilai elastisitas permintaan, Hubungan Elastisitas Permintaan Terhadap Pajak dan Subsidi, kajian sejenis.
BAB III : Metodologi Penelitian yang meliputi objek penelitian, sejarah singkat, proses produksi, data atau variable yang digunakan, metode pengumpulan data atau variable, alat analisis yang digunakan
BAB IV : Pembahasan melingkupi Data dan Analisis Elastisitas Permintaan, Hasil Penelitian dan Pembahasan, Rangkuman Hasil Penelitian
BAB V : Kesimpulan dan Saran yang meliputi kesimpulan ats hasil – hasil pengamatan yang yang dilakukanpenulis dan saran yang disampaikan penulis berdasarkan analisis dri data – data yang ada.


Bab 2
Landasan teori
2.1 sejarah adanya Bank Syariah
Revivalis Islam, setelah periode panjang stagnasi, telah menghasilkan beberapa tren pemikiran di dunia islam modern, diantaranya adalah pemikiran Modernisme dan neo-Revivalisme. Kaum modernis berusaha untuk lebih menekankan pada prinsip-prinsip moral-spiritual syariah dan menyerukan upaya-upaya untuk memahami al-qur’an dan sunnah dalam perspektif prinsip-prinsip yang luas itu. Sementara kaum neo Revivalis, di lain pihak, memfokuskan pada aplikasi syariah seperti apa adanya, tanpa sedikit pun reinterpretasi mendasar terhadap semua teks-teks zhahirnya.i
Tersebarnya bank-bank ala barat yang berbasis bunga di Negara-negara yang dikuasai muslim, mengundang para sarjana muslim untuk berdebat mengenai apakah bunga itu riba atau bukan. Kaum neo-revivalis bersikukuh bahwa bunga adalah riba, dan mereka sudah menuntut penghapusannya sejak 1930-an, sementara kaum modernis berpendapat bahwa tidak semua bentuk bunga adalah riba, hanya bunga yang dinilai tidak adil saja yang riba. Meskipun suara kaum neo-revivalis tidak cukup mendapatkan pengakuan dari para pemimpin politik sebelum 1960-an, suaranya memiliki pengaruh terhadap undang-undang sejumlah Negara muslim, yang menilai bunga sebagai riba. Meskipun begitu, tak satu pun pemerintah muslim di zaman modern yang berusaha menghapuskan bunga sebelum 1970-an. Namun, situasinya berubah sejak 1970-an, disebabkan oleh dua factor: meningkatnya pengaruh neo-revivalisme dan kekayaan minyak Negara-negara teluk konservatif. Interpretasi kaum
neo-revivalis yang menilai bunga sebagai riba diberi kekuatan oleh dukungan moral dan material para penguasa teluk dan beberapa orang kaya dari Negara-negara tersebut”. Jutaan dolar diinvestasikan dalam pendirian bank-bank islam timur tengah dan wilayah lainnya. Bersamaan dengan itu, pemerintah islam Pakistan, Iran, dan Sudan mulai mengeliminir bunga dari sistem keuangan dan perbankan mereka. Bank-bank islam tumbuh pesat pada tahun 1970-an dan 1980-aan. Pada saat sekarang, bank-bank islam dalam dalam berbagai bentuknya bermunculan di banyak Negara muslim maupun non-muslim. Deposito, dana-dana yang disalurkan, serta ekuitas para pemegang saham di bank-bank tersebut telah meningkat tajam.

Upaya awal penerapan system profit and loss sharing tercatat di Pakistan dan Malaysia sekitar tahun 1940-an, yaitu adanya upaya mengelola dana jamaah haji secara nonkonvensional. Rintisan institusional lainnya adalah Islamic Rural Bank di desa Mit Ghamr pada tahun 1963 di Kairo, Mesir.


Setelah dua rintisan awal yang cukup sederhana itu, bank Islam tumbuh dengan cukup pesat. Sesuai dengan analisa Prof. Khursid ahamad dan laporan Internasional Association of Islamic Bank, hingga akhir 1999 tercatat lebih dari dua ratus lembaga keuangan Islam yang beroperasi di seluruh dunia, baik di negara-negara berpenduduk miskin maupun di Eropa, Australia, maupun di Amerika.
Pada sekitar tahun 1970-an, bank yang dioperasikan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam mulai marak di seluruh dunia dengan mempergunakan teknologi modern. Dengan konsep Baitul Mal wa Tamwil yang mengacu kepada ajaran agama Islam dan diterapkan secara istiqomah, bank-bank syariah ini tumbuh dengan pesat. Di Negara-negara yang bank syariahnya menerapkan ketentuan-ketentuan syariat Islam secara konsekuen, sedikit sekali mendapatkan kesulitan dalam operasinya. Sebaliknya, penerapan ketentuan-ketentuan syariat Islam pada bank yang setengah-setengah, selalu mengalami kesulitan dan menimbulkan masalah bagi nasabahnya.


Perkembangan Bank – Bank Syariah di Berbagai Negara :


  1. Pakistan
Merupakan pelopor di bidang perbankan syariah. Pada awal Juli 1979, sistem bunga di hapuskan dari tiga institusi: National Investment, House Building Finance Corporation, dan Mutual Funds of the Investment Corporation of Pakistan. Awal tahun 1985, seluruh sistem perbankan dikonversi dengan sistem perbankan syariah


  1. Mesir
Bank syariah yang pertama kali berdiri adalah Faisal Islamic Bank. Selain ini, terdapat bank lain yaitu Islamic International Bank for Investment and Development yang beroperasi dengan menggunakan instrument keuangan Islam dan menyediakan jaringan luas. Bank ini beroperasi baik sebagai bank investasi (investment bank), bank perdagangan (merchant bank), maupun bank komersial (commercial bank).


  1. Kuwait
Kuwait Finance House didirikan pada tahun 1977 dan sejak awal beroperasi dengan system tanpa bunga. Institusi ini memiliki puluhan cabang di Kuwait dan telah menunjukkan perkembangan yang cepat. Selama dua tahun saja, yaitu 1980 hingga 1982, dana masyarakat yang terkumpul meningkat dari sekitar KD 149 juta menjadi KD 474. Pada akhr tahun 1985, total asset mencapai KD 803 juta dan tingkat keuntungan bersih mencapai KD 17 juta (satu Dinar Kuwait ekuivalen dengan 4-5 dolar US)


  1. Iran
Ide pengembangan perbankan syariah di Iran sesungguhnya bermula sesaat sejak Revolusi Iran yang dipimpin oleh Ayatullah Khomeini pada tahun 1979, sedangkan perkembangan dalam arti baru dimulai sejak Januari tahun 1984.
Berdasarkan undang-undang yang disetujui pemerintah pada bulan Agustus 1983. Sebelum undang-undang tersebut dikeluarkan sebenarnya telah terjadi transaksi sebesar lebih dari 100 miliar rial yang diadministrasikan sesuai dengan system syariah.
Islamisasi system perbankan di Iran ditandai dengan nasionalisai seluruh industry perbankan yang dikelompokkan menjadi dua kelompok besar. (1) perbankan komersial, (2) lembaga pembiayaan khusus. Dengan demikian, sejak lahirnya UU Perbankan Islam (1983), seluruh system keuangan di Iran otomatis sesuai syariah di bawah control pemerintah.


  1. Malaysia
Tahun 1983 lahir Bank Islam Malaysia Berhard (BIMB). Bank Islam lahir bukan karena adanya rich individual seperti di Timur Tengah. BIMB berkembang karena pemikiran & kreativitas banker Islam dalam menciptakan produk-produk bank berdasar syariah yang mampu berkompetisi dengan bank konvensional sehingga nasabahnya bukan hanya kelompok muslim yang mengharamkan bunga tetapi juga kelompok lain yang rasional


iBAB III
Metode Penelitian

3.1 Data atau Variabel yang digunakan
Data yang digunakan dalam Penulisan Ilmiah ini di peroleh dari data bulan juli-desember tahun 2007 dan data bulan juli-desember tahun 2008. data ini diambil saat penulis melakukan observasi dan wawancara ke UKM tempe perumahan Primkopti Blok C6 no 9 RT 003/06 Kelurahan Setu, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur,13880.


Dari hasil penelusuran yang dilakukan oleh penulis maka dapat di peroleh data yang di sajikan dalam tabel sebagai berikut :
TahunBulanHarga (P)Jumlah Permintaan (Q)2007Januari2000559802007Febuari2000504902007Maret2000559802007April2000540902007Mei2000540902007Juni2000540902007Juli2000558002007Agustus2000559802007September2000540002007Oktober2000
4000567002007November2000540002007Desember2000
4000567002008Januari2500559082008Febuari2500522542008Maret2500559622008April2500540002008Mei2500559082008Juni2500540002008Juli2500540542008Agustus2500558542008September2500
5000543242008Oktober2500
5000563402008November2500540002008Desember2500
500056232






3.3 Metode Pengumpulan Data atau Variabel
Pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis dengan menggunakan data :
    • Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diambil secara tidak langsung melalui penelitian kepustakaan.
Penelitian kepustakaan dapat dilakukan dengan mengumpulkan sejumlah referensi yang ada untuk mendapatkan teori - teori yang dapat memaparkan tentang Elastisitas permintaan harga sehingga dapat menjadi acuan dalam penulisan ilmiah ini.

    • Data Primer
Data primer adalah data yang diambil langsung dari narasumbernya melalui penelitian lapangan.
Penelitian lapangan dapat dilakukan dengan :
  • Observasi : melakukan pengamatan dan kunjungan langsung ke UKM tempe perumahan Primkopti Blok C6 no 9 RT 003/06 Kelurahan Setu, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur,13880. Untuk mendapatkan data yang diperlukan yang nantinya akan diolah.

  • Wawancara : dilakukan dengan melakukan tanya jawab secara langsung kepada orang yang terkait langsung di bidang produksi dan penjualan tempe untuk memperoleh data yang di perlukan dalam mendukung penelitian ilmiah ini.



Dengan kata lain Pada elastisitas busur dasar yang digunakan untuk menghitung presentase perubahan tersebut adalah rata-rata dari dua titik.

Disini penulis mengambil konsep Elastisitas permintaan harga sebagai bahan penelitiannya. Dalam analisisnya, Elastisitas permintaan harga lebih kerap dinyatakan sebagai elastisitas permintaan.

Koefisien Elasatisitas Permintaan Harga merupakan Nilai perbandingan antara persentasi perubahan jumlah barang yang diminta dengan persentasi perubahan harga sekaligus menjadi angka penunjuk yang mampu menggambrakan sampai berapa besarkah perubahan jumlah barang yang diminta apabila dibandingkan dengan perubahan harga. Jika di tulis secara sederhana maka di dapat :

Ed = Persentasi Perubahan Jumlah Barang yang diminta
Persentasi Perubahan Harga
3. Sifat elastisitas permintaan.
Elastisitas permintan bersifat elastis karena persentasi perubahan jumlah barang yang diminta lebih besar daripada persentasi perubahan harga.

Dari Perhitungan dengan menggunakan elastisitas titik menunjukkan koefisien elastisitas yang berbeda walaupun rumus dan perhitungan yang digunakan dalam menentukan nilai koefisiennya adalah sama. Jelaslah bahwa rumus untuk menentukan besarnya koefisien elastisitas titik kurang memuaskan akibat adanya ketidakpastian terhadap nilai koefisiennya oleh karena kelemahan tersebut maka dibuatlah cara perhitungan lain yaitu dengan menggunakan rumus elastisitas yang telah disempurnakan. Dari perhitungan dengan menggunakan elastisitas yang telah disempurnakan tersebut di dapatlah nilai koefisien yang sama besarnya walaupun dalam keadaan yang berbeda (kasus pada waktu harga menurun dan harga meningkat).



















BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Data dan Analisis Elastisitas Permintaan
Besarnya perubahan permintaan sebagai akibat dari adanya perubahan harga tidak dapat diketahui seberapa besar pengarunya tetapi yang dapat diketahui hanyalah naik atau turunnya perubahan jumlah yang diminta dalam kehidupan sehari-hari. Permintaan yang dilakukan konsumen tergantung dari jenis barang yang diperjualbelikan (semakin peka permintaan suatu barang terhadap perubahan harga maka akan semakin dapat diketahui jenis barang tersebut). Tapi secara teoritis dalam suatu teori permintaan, barang yang dikaji dalam anlisisnya, diasumsikan sebagai barang normal. Untuk dapat mengetahui seberapa besar derajat kepekaan permintaan akan suatu barang terhadap perubahan harga barang tersebut perlu diukur satuannya dan angka pengukur kepekaan inilah yang dalam ilmu ekonomi disebut sebagai Elastisitas Permintaan.

Elastisitas permintaan dapat dihitung dengan menggunakan 3 metode, namun dalam penulisan ilmiah ini penulis menggunakan model umum untuk menghitung besarnya nilai koefisien elastisitas permintaan. Berikut adalah data dari UKM RPB (Rumah industri Primkopti Bintara) pada bulan januari higga desember 2007 dan pada bulan januari hingga desember 2008 dan dari data ini dapat diketahui seberapa besar pengaruh perubahan harga terhadap permintaan dan nlai koefisien elastisitasnya.








4.1 Tabel harga tempe dan jumlah permintaan tempe pada bulan januari – desember 2007 dan pada bulan januari – desember 2008

TahunBulanHarga (P)Permintan (Q)TahunBulanHarga (P)Permintan (Q)2007Januari2000559802008Januari2500559082007Febuari2000504902008Febuari2500522542007Maret2000559802008Maret2500559622007April2000540902008April2500540002007Mei2000540902008Mei2500559082007Juni2000540902008Juni2500540002007Juli2000558002008Juli2500540542007Agustus2000559802008Agustus2500558542007Septembr2000540002008September2500
5000543242007Oktober2000
4000567002008Oktober2500
5000563402007November2000540002008November2500540002007Desember2000
4000567002008Desember2500500056232


Salah satu faktor ekstern yang dapat mempengaruhi perubahan harga adalah adanya hari raya.

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa :
  • Pada bulan oktober dan desember 2007 kenaikan harga tempe menyebabkan kenaikan permintaan, seperti pada tabel dibulan oktober tahun 2007, pada saat harga tempe sebesar Rp 4000 jumlah permintaan tempe sebesar 56700, kemudian pada bulan desember tahun 2007 pada saat harga Rp 4000 jumlah permintaan tempe sebanyak 56700. kenaikan harga pada bulan oktober dan desember yang disebabkan oleh adanya hari raya pada bulan-bulan tersebut, hal ini pula yang menyebabkan kenaikan permintaan yang signifikan pada bulan-bulan tersebut.
  • Pada bulan September, oktober dan desember 2008 kenaikan harga tempe menyebabkan kenaikan permintaan, seperti pada tabel dibulan September 2008 pada saat harga tempe Rp 5000 maka permintaan menjadi 54324 pada bulan oktober tahun 2008, pada saat harga tempe sebesar Rp 5000 jumlah permintaan tempe sebesar 56340, kemudian pada bulan desember tahun 2008 pada saat harga Rp 5000 jumlah permintaan tempe sebanyak 56232. kenaikan harga pada bulan September, oktober dan desember yang disebabkan oleh adanya hari raya pada bulan-bulan tersebut.

Untuk menghitung koefisien elastisitas permintaan dan koefisien elastisitas yang disempurnakan, terlebih dahulu harus menghitung perubahan harga dan permintaannya. Berdasarkan data yang tertera pada tabel 4.1 maka dapat diketahui perubahan harga dan perubahan permintaan tempe yang terjadi dari bulan januari hingga desember 2007 serta pada bulan januari hingga desember 2008. perubahan harga dan permintaan tempe akan disajikan pada tabel 4.2







4.2 Tabel Perubahan harga tempe dan Perubahan jumlah permintaan tempe pada bulan januari – desember 2007 dan pada bulan januari – desember 2008


Bulan Perubahan Harga (∆P)Perubahan Permintaan (∆Q)Januari 500-72Febuari5001764Maret500-18April500-90Mei50018Juni500-90Juli50054Agustus500-126September500
3000324Oktober500
1000-360November5000Desember500
1000-468

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dijelaskan bahwa :

  • Pada bulan Januari 2007 pada saat harga temep perpotong Rp 2000 maka permintaannya 55980 sedangkan pada bulan Januari 2008 saat harga tempe Rp 2500 maka permintaannya berubah menjadi 55908. oleh karena itu permintaannya menurun sebesar 72 potong yang disebabkan oleh adanya kenaikan harga.

  • Pada bulan Febuari 2007 pada saat harga masih stabil sebesar Rp 2000 maka permintaan tempe sebanyak 50490 dan pada bulan Febuari 2008 pada saat harga tempe mengalami kenaikan menjadi Rp 2500 maka jumlah permintaan tempe ikut berubah menjadi 55254. oleh karena itu terjadi peningkatan sebesar 1764 potong disebabkan hari dalam tahun 2008 berjumlah 29 hari sedangkan tahun 2007 hanya 28 hari.


4.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan
Berdasarkan data penjualan UKM RPB (Rumah industri Primkopti Bintara) yang telah penulis sajikan pada tabel 4.1 yaitu tabel harga temped an permintaan tempe serta pada tabel 4.2 yang merupakan tabel perubahan harga dan perubahan permintaan serta berdasarkan rumus koefisien elastisitas yang disempurnakan, maka akan ditunjukkan lampiran perhitungan yang dilakukan oleh penulis.serta hasil perhitungannya yang akan dicantumkan pada Tabel 4.3.










BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pada latar belakang, rumusan masalah, dan data – data yang telah dikumpulkan oleh peneliti, maka dapat dimabil beberapa kesimpulan, diantaranya :
  1. Berdasarkan data permintaan tempe pada bulan Januari – Desember 2007 dan Januari – Desember 2008 dapat disimpulkan bahwa :
    • Pada bulan – bulan biasa kenaikan harga tempe yang disebabkan oleh kanaikan bahan pokok utamanya yaitu kedelai berdampak pada penurunan jumlah permintaan tempe.
    • Pada bulan – bulan yang didalamnya terdapat peringatan hari besar beragama yakni September, Oktober dan Desember, kenaikan harga tempe justru berdampak pada tingkat permintaan tempe yang pesat. Hal ini disebabkan tingkat konsumsi masyarakat pada hari raya mengalami kenaikan. Mengingat pada hari raya merupakan moment berkumpul dengan keluarga dan disaat inilah aneka menu makanan dihidangkan slah satunya tempe yang merupakan menu yang mudah diolah dan dapat dijadikan berbagai masakan yang siap saji, lezat dan bergizi tinggi.









  1. Nilai Koefisien elastisitas adalah sebagai berikut :
BulanNilai Koefisien ElastisitasSifat ElastisitasJanuari - 0,15InElastisFebuari0,05InElastisMaret- 0,2InElastisApril- 0,15InElastisMei0,15InElastisJuni- 0,15InElastisJuli0,0045InElastisAgustus- 0,35InElastisSeptember0,2
0,05InElastis
  • InElastisOktober0,35
0,35InElastis
  • InElastisNovember0InElastis SempurnaDesember0,4
0,4InElastisInElastis


Berdasarkan perhitungan koefisien elastisitas yang tercantum dalam tabel maka dapat disimpulkan bahwa sifat yang terjadi dalam permintaan akibat adanya perubahan harga pada bulan Januari, Febuari, Maret, April, Mei, Juni, Juli, Agustus, September, Oktober, dan Desember yaitu inelastis. Hal ini dapat diartikan bahwa dengan adanya perubahan harga maka akan menimbulkan perubahan permintaan tetapi perubahan permintaan itu sendiri labih kecil dengan perubahan harga yang terjadi. Hal ini akibat konsumen kurang peka terhadap perubahan harga. Mengingat tempe merupakan barang kebutuhan sehari – hari jadi walaupun terdapat perubahan harga maka tidak akan berpengaruh terlalu besar terhadap permintaan. pada bulan November elastisitasnya bersifat inelastis sempurna karena adanya perubahan harga tidak berpengaruh sedikit pun terhadap permintaan tempe oleh karena itu permintaan yang terjadi pada bulan ini cenderung stabil.

5.2 Saran
Atas hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis serta dari beberapa kesimpulan yang telah didapat melalui analisis dan perhitungan yang akurat, maka penulis memberi saran mengenai beberapa hal, yakni :
  1. Dengan diggunakannya metode - metode elastisitas maka perusahaan akan dapat mengetahui sampai sejauhmana responsifnya permintaan terhadap perubahan harga sehingga UKM RPB (Rumah industri Primkopti Bintara) dapat mengambil kebijakan yang proporsional apabila akan menaikkan harga, baik pada saat hari biasa maupun pada saat hari raya sehingga walaupun terjadi kenaikan terhadap harga tempe, diharapkan permintaan tidak akan turun secara drastis apabila sudah diketahui elastisitas permintaannya.

  1. Perusahaan harus mewaspadai hasil – hasil perhitungan elastisitas permintaan yang menunjukkan bahwa perubahan harga akan menyebabkan penurunan jumlah barang yang diminta.

  1. Sebaiknya Perusahaan mengetahui kondisi prusahaan itu sendiri dan pangsa pasarnya sehingga perusahaan dapat menentukan arah kebijakan dalam menetapkan harga agar tidak terjadi penururnan permintaan yang signifikan sehingga dapat merugikan perusahaan.

  1. Diharapkan perusahaan mampu menjaga kualitas tempe ditangah – tengah perubahan yang terjadi baik dari sisi permintaan maupun harga sehingga keberlangsungan perusahaan akan dapat terjamin meskipun harga terus berfluktuasi dan menyebabkan adanya pola permintaan yang berubah-ubah.




















Tidak ada komentar:

Posting Komentar